Pages

Blog List

สวัสดีค่ะ ^^

ยินดีต้อนรับเข้าสู่บล็อคของฉัน ฉันเป็นคนอินโดนีเซีย แต่ฉันรักประเทศไทย โดยเฉพาะเก้า จิรายุ ละอองมณี ฉันรักเขามากค่ะ ..
ฉันชอบเรียนภาษาไทย :)
hello
Welcome to my blog ka
i'm Indonesian, but i love Thailand. Especially I love Jirayu La-ongmanee :D
I'm interested in learning Thai language.
Fb: Dikta.numerouno
Twitter : piyahthidadut_9
Instagram : piyathidadut_9

Recent Posts

Popular Posts

Followers

RSS

Rasa dan Mimpi


Sebelum hari itu, selain kecerdasanmu, tak ada hal lain yang terlalu menarik bagiku. Hingga tanpa kusadari,mata ini selalu mencari keberadaanmu, telingaku tak lelah menanti suara langkah kakimu, sekalipun langkah itu untuk menjauh dariku. Kau bahkan tak pernah berusaha untuk melihat kearahku, Kau takkan pernah menyadari bahwa Aku tak pernah berhenti berusaha menjadi yang terbaik bagimu. Aku tak pernah mengharapkan sebuah balasan. Hanya sebuah pengakuan, dan berhentilah menutup mata. Maka Kau akan melihat ketulusan yang nyata.
Ide aneh yang Kau katakan tak dapat kuterima, meski akhirnya kuanggap itu benar. Mungkin ego telah mengacaukan segalanya, membuatku seolah menjadi orang yang tak pernah menghargaimu. Tapi, apa Kau pernah peduli dengan hal itu? Kurasa tidak.
Sekarang Aku berharap Kau mulai bosan dengan ponselmu dan mulai memperhatikan sekelilingmu. Memperhatikanku? Hei khayalan bodoh apa lagi yang tercipta dalam otakku ini? Khayalan yang takkan pernah meloloskanku dari kegundahan hati.
Aku selalu mengenang hari itu, saat Aku melihatmu untuk pertama kalinya. Tingkahmu membuatku ragu, penampilanmu tak mencerminkan sifatmu, meski Kau lebih baik dari kelihatannya. Lebih dari sekedar ‘baik’, Kau bahkan luar biasa. Tak dapat kusebutkan satu persatu, tapi semua yang ada pada dirimu memang terlalu indah. Sampai kapan Kau akan terus tinggal di hatiku? Pergilah! Aku tahu kita tak akan pernah bisa bersatu. Bagaimana bisa Aku mengimbangimu? Kau begitu hebat dilihat dari sisi manapun, mengagumimu saja sudah membuatku tersiksa.
 Aku yakin Kau juga ingat hari itu, meski tak menganggapnya sebagai sesuatu yang berarti. Karena “arti” itu hanya Aku sendiri yang tahu. Karena semenjak hari itu berlalu, Kau selalu setia  mengisi angan-anganku yang selalu Kau hancurkan dengan sikap datarmu. Sikap yang sama-sama kita pertahankan, meski dengan maksud yang berbeda. Tertawaanmu, hanya itulah yang Aku dapat. Kau bisa menertawakanku, tapi tak pernahkah terlintas dalam hatimu untuk memberikan senyum tulus itu? Senyum yang takkan Kau berikan pada orang lain. Senyuman yang tak pernah kudapatkan bahkan dalam mimpi sekalipun.
Entah ini benar atau salah, baik atau buruk, Aku tak peduli. Yang pasti Aku menikmati setiap sentuhan lembut telapak tanganmu saat keadaan mengharuskan kita berjabat tangan. Aku menikmati setiap detik yang Aku lalui saat berada disampingmu, karena Aku memang hanya memiliki waktu beberapa detik. Selebihnya, Kau selalu sibuk sendiri. Kau adalah temanku, seharusnya berada didekatmu akan terasa begitu biasa. Tapi mengapa rasa itu harus ada? Terkadang Aku menyalahkan hati atas perasaan yang ia miliki. Rasa itu menjauhkan yang dekat, mempersulit yang mudah, mempertebal sekat antara Kau dan Aku, menahan semua kata yang seharusnya bisa kuucapkan dengan mudah. Rasa yang Membuat sesuatu yang sederhana menjadi begitu berharga. Rasa yang tak pernah meloloskan hati ini dari kegelapan yang membutakan. Rasa ketika Aku merasa bahagia dengan setiap kata yang Kau ucapkan untukku…manisnya suaramu takkan pernah kulupa. Rasa ketika hatiku tenang saat tahu Kau ada disisiku. Meski ‘ada’ tak berarti kita bisa bersama. Rasa yang membuatkku tak berani manatap matamu. Rasa yang membuatku bisa bersikap baik saat bahkan saat Kau tak meminta bantuanku. Ketahuilah Kau beruntung, karena Aku tak bisa baik pada setiap orang.
Saat ini atau suatu saat nanti Aku akan merasa bahagia pernah berada di ruangan yang sama denganmu. Pernah berada begitu dekat denganmu, meski orang lain takkan melihatnya sebagi sebuah keindahan karena perbedaan kita. Aku takkan pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang ia berikan, Aku hanya besyukur karena perbedaan itu menyadarkanku untuk tetap realistis. Karena ia telah mengingatkanku bahwa Kau ditakdirkan hanya untuk jadi mimpi bagiku. Sampai kapan rasa itu akan bertahan Aku bahkan belum mengetahuinya. Tapi Aku yakin ini takkan lama.
Memang tak adil rasanya, ketika Kau tak memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi jika rasa itu ada padamu, hidup ini takkan berwarna, terlalu sempurna, bahkan tak layak untuk disebut sebagai sebuah ‘cerita’. Dan seandainya rasa itu benar-benar ada pada dirimu, jemariku takkan tergerak untuk menuliskan hal bodoh ini.
Aku tahu suatu hari nanti Aku akan tertawa membaca tulisan ini. Atau mungkin Aku akan menyesal dengan perasaan yang pernah Aku miliki, tapi Aku takkan pernah menyesali keberadaanmu disisku. Kau juga akan tertawa jika membaca ini, tapi Aku takkan terlalu bodoh untuk memberitahumu. Karena Aku akan menyesalinya jika Kau tak memiliki perasaan yang sama.
Adalah hari dimana rasa itu telah menghilang. Karena sekali menghilang, rasa itu takkan pernah kembali. Bisa hilang karena waktu, atau karena Aku yang menginginkannya. Aku menulis ini karena tahu ia akan benar-benar menghilang bersama Kau yang pergi sebelum dapat Aku miliki. Kau yang menghilang sebelum mulut ini berani berucap. Rasa itu akan hilang karena Kau ditakdirkan hanya untuk jadi mimpi bagiku. Rasa itu hilang karena Kau tak memiliki perasaan yang sama.
Kau mungkin takkan menyadari bahwa setiap hal yang ada pada dirimu tak pernah luput dari perhatianku. Tapi mengapa sikapmu berubah sejak saat itu, Aku selalu bertanya apa salahku padamu. Dan Aku tak pernah menemukan jawabannya. Mungkinkah ini caramu untuk membuat rasa itu segera memudar. Jika Kau benar-benar melakukannya, itu sama saja dengan menghilangkan kebahagiaan yang selama ini ku syukuri. Tapi tak mengapa, sekali lagi Aku ingat Kau ditakdirkan hanya untuk menjadi mimpi bagiku. Tak lebih.
Tetapi Kau harus tahu, ketika Aku mendoakan kebaikan untukku, itu berarti Aku juga sedang mendoakanmu, karena Aku ingin hidup bahagia dalam kebaikan bersamamu. Meski sekali lagi tulisan ini menyadarkanku bahwa Kau ditakdirkan hanya untuk menjadi mimpi, dan pembawa kebahagiaan bagiku meski hanya sementara. Karena Kau akhirnya akan mengecewakanku juga. Tapi tenanglah, Kau tak perlu merasa bersalah. Karena yang membuatku terluka adalah perasaanku sendiri, dan bukan Kau.
Kadang waktu terasa begitu kejam karena tak pernah menyatukan Kau dan Aku dengan cara yang indah.
Rasa itu nyata, namun mimpi tetaplah akan menjadi mimpi.
Piya
Tasikmalaya, 27 Desember 2014

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comment (s):

Posting Komentar